You Are Reading

0

Arifin Sentil PSSI

RiE Friday, August 6, 2010



Suara-suara lantang untuk mereformasi PSSI demi perbaikan persepakbolaan Indonesia masih didengungkan. Lewat bukunya pengusaha Arifin Panigoro menuangkan ide-ide serta kritik pada organisasi tersebut.

Arifin yang penggila olahraga dan terkenal konsisten dalam pembinaan sepakbola usia dini lewat Liga Medco, meluncurkan buku bertajuk "Buku Putih Reformasi Sepakbola Indonesia", yang bertempat di kantornya, The Energy Building, Sudirman, Kamis (5/8/2010) petang WIB.

Garis besar dalam buku ini yang dirancang Arifin serta koleganya yang tergabung dalam Gerakan Reformasi Sepabola Nasional Indonesia (GRSNI) adalah poin-poin penting yang jadi alat untuk perbaikan prestasi sepakbola kita yang dalam satu dasarwasa terakhir mencapai titik nadir.

"Kita sudah kenyang dengan selentingan kabar dan rumor soal isu pengaturan skor, jual beli pertandingan, mafia wasit, melihat sendiri bagaimana kekerasan di lapangan yang melibatkan pemain sampai kepada tawuran antara suporter yang justru lebih terdengar "meriah" dibandingkan prestasi timnas kita. Mengapa seperti ini? Pasti ada yang salah!" sahut Arifin.

Jelas sudah apa yang dikatakan Arifin itu mengarah pada kinerja Nurdin Halid yang sudah enam tahun lebih memimpin PSSI dan tak menghasilkan apa pun.

"Kalau PSSI mulainya lagi-lagi dari duit sampai kapan pun PSSI dan persepakbolaan kita tak bakal maju. Teman-teman di PSSI terbukti tak mampu menjalankan kompetisi dengan baik saat ini. Karena kompetisi ini tak dijalankan secara profesional melainkan secara amatir dengan menggunakan APBD. Hasilnya bisa kita lihat sendiri kan," ceplos pengusaha yang juga sempat jadi politisi PDI Perjuangan.

Dalam kajian buku tersebut yang draft-nya sudah disampaikan pada Presiden SBY, Menpora Andi Mallarangeng dan Ketum KONI Rita Subowo itu, pembinaan usia dini mendapat porsi terbesar karena memang sampai saat ini PSSI lebih menekankan pembinaan yang instan, daripada berjenjang seperti yang dilakukan negara-negara yang sepakbolanya maju.

"Ke depannya kita harus melakukan kerja sama dengan berbagai instansi untuk melakukan pembinaan. Mulai dari Depdiknas sampai menpora harus dilibatkan dalam berbagai kegiatan. Kita punya sumber daya manusia yang banyak dan potensial, tapi karena tak digarap dengan baik, hasilnya pun tidak baik."

Tak hanya soal pembinaan usia dini, Arifin pun menegaskan faktor yang tak kalah pentingnya yaitu penerapan sains yang merupakan ujung tombak dari pembinaan dan profesionalisme sepakbola kita.

"Dari penerapan sains semua bisa terukur dan diukur. Inilah yang dilakukan negara-negara yang jadi kiblat sepak bola dunia. Untuk di Asia kita harus belajar dari Australia atau Jepang yang maju karena mengedepankan sains sebagai kekuatan," tuturnya.

Pada acara itu hadir pula segelintir mantan pesepakbola nasional era 70 hingga 80-an. Mereka sempat memberikan suaranya dengan menginginkan Arifin menjadi Ketua Umum PSSI. Arifin yang namanya dari dulu selalu masuk dalam bursa Ketua Umum PSSI menjawabnya dengan diplomatis.

"Pergantian PSSI niscaya harus dilakukan karena mereka sudah tak mampu lagi menjalankan sepakbola ini dengan benar," pungkas Arifin.


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright 2010 Bonek Clothing