Persebaya mendatangi kantor PSSI di Senayan, Jakarta, Selasa, 10 Agustus 2010. Kedatangan Bajul Ijo betujuan untuk mengadukan kasus batalnya duel ulang kontra Persik, 5 Agustus 2010 kepada Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
Manajer Persebaya, Gede Widiade bersama kuasa hukumnya, M Soleh tiba di kantor PSSI sekitar pukul 11.30 WIB. Setelah selesai mendaftarkan pengaduannya, Persebaya langsung menggelar jumpa pers di kantor PSSI Pers.
"Kedatangan kami ke PSSI adalah untuk mengadukan kegagalan Persik dalam menggelar duel ulang lawan Persebaya, 5 Agustus 2010 lalu," kata Soleh kepada wartawan.
"Kami akan terus melakukan langkah atau upaya, karena tanpa itu Persebaya tidak diperlakukan sebagai klub yang punya posisi sama dengan klub lain," tambah Gede.
Duel ulang Persik vs Persebaya sejatinya digelar di Stadion Brawijaya, Kediri, 5 Agustus lalu. Namun duel tersebut batal digelar. PT Liga Indonesia selanjutnya memindahkan laga ke Palembang, Sumatera Selatan, 8 Agustus 2010.
"Kami berharap Komdis PSSI melakukan investigasi atas pembatalan ini," kata Gede.
"Kalau masuk akal, kami akan menerima apapun keputusan Komdis PSSI. Namun kalau tidak, kami akan terus melakukan upaya lain untuk mendapatkan keadilan," lanjutnya.
Gede mengaku Persebaya sebenarnya telah mempersiapkan diri untuk menjalani duel ulang kontra Persebaya. Namun pada 3 Agustus 2010, pihaknya menerima surat pencabutan izin pertandingan dari pihak Kepolisian Kediri.
Selain itu, Persebaya juga menerima surat tembusan dari Panpel Persik yang menyatakan tidak sanggup menggelar pertandingan. Namun sehari menjelang duel, Persebaya kembali mendapat perintah untuk mengikuti technical meeting.
"Ini sebenarnya aneh. Namun kami tetap memutuskan berangkat ke Kediri pada 5 Agustus 2010. Sampai di Jombang kami diminta pulang oleh pihak kepolisian sembari menunjukkan surat yang menyatakan pertandingan batal," kata Gede.
"Saya lalu berangkat sendiri ke Kediri untuk menanyakan apakah surat pembatalan sebelumnya telah dicabut atau belum. Panpel saat itu menjawab belum. Kalau seperti ini kan berarti panpel gagal menggelar pertandingan," sambungnya.
"Seusai manual liga, PT Liga Indonesia juga tidak punya wewenang dalam mengambil alih pertandingan karena ini bukan laga semifinal atau final yang panpelnya adalah PT Liga," tandasnya.
Persebaya sendiri akhirnya dinyatakan kalah WO karena menolak berangkat ke Palembang. Dengan demikian, musim depan Bajul Ijo harus turun kasta ke Divisi Utama.
Manajer Persebaya, Gede Widiade bersama kuasa hukumnya, M Soleh tiba di kantor PSSI sekitar pukul 11.30 WIB. Setelah selesai mendaftarkan pengaduannya, Persebaya langsung menggelar jumpa pers di kantor PSSI Pers.
"Kedatangan kami ke PSSI adalah untuk mengadukan kegagalan Persik dalam menggelar duel ulang lawan Persebaya, 5 Agustus 2010 lalu," kata Soleh kepada wartawan.
"Kami akan terus melakukan langkah atau upaya, karena tanpa itu Persebaya tidak diperlakukan sebagai klub yang punya posisi sama dengan klub lain," tambah Gede.
Duel ulang Persik vs Persebaya sejatinya digelar di Stadion Brawijaya, Kediri, 5 Agustus lalu. Namun duel tersebut batal digelar. PT Liga Indonesia selanjutnya memindahkan laga ke Palembang, Sumatera Selatan, 8 Agustus 2010.
"Kami berharap Komdis PSSI melakukan investigasi atas pembatalan ini," kata Gede.
"Kalau masuk akal, kami akan menerima apapun keputusan Komdis PSSI. Namun kalau tidak, kami akan terus melakukan upaya lain untuk mendapatkan keadilan," lanjutnya.
Gede mengaku Persebaya sebenarnya telah mempersiapkan diri untuk menjalani duel ulang kontra Persebaya. Namun pada 3 Agustus 2010, pihaknya menerima surat pencabutan izin pertandingan dari pihak Kepolisian Kediri.
Selain itu, Persebaya juga menerima surat tembusan dari Panpel Persik yang menyatakan tidak sanggup menggelar pertandingan. Namun sehari menjelang duel, Persebaya kembali mendapat perintah untuk mengikuti technical meeting.
"Ini sebenarnya aneh. Namun kami tetap memutuskan berangkat ke Kediri pada 5 Agustus 2010. Sampai di Jombang kami diminta pulang oleh pihak kepolisian sembari menunjukkan surat yang menyatakan pertandingan batal," kata Gede.
"Saya lalu berangkat sendiri ke Kediri untuk menanyakan apakah surat pembatalan sebelumnya telah dicabut atau belum. Panpel saat itu menjawab belum. Kalau seperti ini kan berarti panpel gagal menggelar pertandingan," sambungnya.
"Seusai manual liga, PT Liga Indonesia juga tidak punya wewenang dalam mengambil alih pertandingan karena ini bukan laga semifinal atau final yang panpelnya adalah PT Liga," tandasnya.
Persebaya sendiri akhirnya dinyatakan kalah WO karena menolak berangkat ke Palembang. Dengan demikian, musim depan Bajul Ijo harus turun kasta ke Divisi Utama.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0 komentar:
Post a Comment