Perdamaian Bonek dan Aremania bisa berawal dari Jember. Di kota tembakau ini, dua komunitas suporter itu bersatu dalam kelompok Berni alias Jember Brani!. Rivalitas dukungan tak berarti harus bermusuhan dan saling bentrok.
Hal ini dikemukakan Agus Supa'i, Ketua Berni, Rabu (16/2/2011). "Harapan saya di Jawa Timur memang tidak ada gesekan suporter. Apalagi Bonek dengan Aremania. Berni memang saya inginkan bisa menjembatani dua belah pihak," katanya.
Agus percaya, jika semua suporter di Jatim bersatu, maka provinsi ini akan menjadi barometer suporter Indonesia. Saat ini, Jatim sudah menjadi barometer sepakbola Indonesia.
Di Jember, pendukung Persebaya maupun Arema relatif tak terlampau bergesekan. Mudah disaksikan, warga Jember memakai kaos hijau Bonek atau kaos Aremania berpapasan di jalan, dan tidak ada bentrokan.
Gesekan kecil sesama anak muda biasanya cepat diupayakan untuk padam. Apalagi, dua kubu, Bonek dan Aremania Jember, dipersatukan kepentingan: sama-sama mendukung Persatuan Sepakbola Indonesia Djember. Persid musim depan akan berlaga di Divisi Utama, selangkah lagi menuju Liga Super Indonesia.
Berni sendiri mempunyai kebijakan, jika Persid bertanding, maka atribut yang dipakai akan disesuaikan dengan warna jersey kesebelasan berjuluk Macan Raung itu.
Berni sendiri lahir sebagai bentuk rekonsiliasi dua kubu suporter Persid. Nama naru ini untuk mereduksi perbedaan antara Gangster dan New Gangster. Kendati sama-sama pendukung Persid, dua kelompok ini sempat terlibat perselisihan tajam.
Gangster identik dengan atribut warna kuning, warna jersey Persid saat ini. Sementara New Gangster identik dengan atribut warna biru, warna jersey Persid pada musim-musim kompetisi lalu. Dua suporter duduk terpisah, Gangster berada di tribun selatan dan New Gangster di tribun utara Stadion Notohadinegoro.
Kedua belah pihak sering terlibat aksi saling ejek, saat sama-sama mendukung Persid di Stadion Notohadinegoro, dalam putaran pertama kompetisi Divisi I musim 2010. Bahkan, terakhir terjadi pembacokan salah satu tokoh suporter oleh tokoh suporter lainnya.
Sementara nama Berni sendiri akrab dengan hikayat pendirian kota Jember. Jember adalah kota perkebunan yang tumbuh pada abad 18. Salah satu tokoh Belanda keturunan Skotlandia yang terkenal adalah George Birnie atau orang Jember menyebutnya Berni.
"Legendanya, Van Berni ini seorang Belanda yang tampan, bijak, dan baik hati kepada kaum pribumi. Ia suka membagikan roti," kata Wardoyo Achmad, salah satu tokoh suporter dan mantan Sekretaris Jenderal Gangster.
Menurut wartawan Andreas Harsono dalam Hoakiao dari Jember, sekitar tahun 1850, Birnie membuka perkebunan tembakau di Jember, untuk dipasarkan hasilnya ke Eropa. Ia mendatangkan pekerja dari Blitar dan Pulau Madura. Birnie menikahi Rabina, seorang perempuan Jawa, dan mengirim anak-anak mereka ke Belanda untuk belajar.
Birnie tak hanya menanam tembakau yang menjadi bahan baku cerutu. Dia juga menanam kopi, karet, dan kakao. Kelak Jember menjadi pusat penelitian kopi dan kakao. Jember pada abad 19 adalah sebuah afdeling, bagian dari kabupaten Bondowoso. Tanaman perkebunan dibudidayakan di sekujur lereng pegunungan Argopuro.
Nama perusahaan perkebunan Birnie adalah Lanbhouw Maaschappij Out Djember. Pekerja-pekerja perkebunan yang didatangkan dari beberapa daerah di Jawa Timur, membuat Jember menjadi ramai. Tahun 1805, jumlah penduduk Jember hanya lima ribu orang. Akhir abad 19 sudah mencapai sekitar satu juta orang.
Hal ini dikemukakan Agus Supa'i, Ketua Berni, Rabu (16/2/2011). "Harapan saya di Jawa Timur memang tidak ada gesekan suporter. Apalagi Bonek dengan Aremania. Berni memang saya inginkan bisa menjembatani dua belah pihak," katanya.
Agus percaya, jika semua suporter di Jatim bersatu, maka provinsi ini akan menjadi barometer suporter Indonesia. Saat ini, Jatim sudah menjadi barometer sepakbola Indonesia.
Di Jember, pendukung Persebaya maupun Arema relatif tak terlampau bergesekan. Mudah disaksikan, warga Jember memakai kaos hijau Bonek atau kaos Aremania berpapasan di jalan, dan tidak ada bentrokan.
Gesekan kecil sesama anak muda biasanya cepat diupayakan untuk padam. Apalagi, dua kubu, Bonek dan Aremania Jember, dipersatukan kepentingan: sama-sama mendukung Persatuan Sepakbola Indonesia Djember. Persid musim depan akan berlaga di Divisi Utama, selangkah lagi menuju Liga Super Indonesia.
Berni sendiri mempunyai kebijakan, jika Persid bertanding, maka atribut yang dipakai akan disesuaikan dengan warna jersey kesebelasan berjuluk Macan Raung itu.
Berni sendiri lahir sebagai bentuk rekonsiliasi dua kubu suporter Persid. Nama naru ini untuk mereduksi perbedaan antara Gangster dan New Gangster. Kendati sama-sama pendukung Persid, dua kelompok ini sempat terlibat perselisihan tajam.
Gangster identik dengan atribut warna kuning, warna jersey Persid saat ini. Sementara New Gangster identik dengan atribut warna biru, warna jersey Persid pada musim-musim kompetisi lalu. Dua suporter duduk terpisah, Gangster berada di tribun selatan dan New Gangster di tribun utara Stadion Notohadinegoro.
Kedua belah pihak sering terlibat aksi saling ejek, saat sama-sama mendukung Persid di Stadion Notohadinegoro, dalam putaran pertama kompetisi Divisi I musim 2010. Bahkan, terakhir terjadi pembacokan salah satu tokoh suporter oleh tokoh suporter lainnya.
Sementara nama Berni sendiri akrab dengan hikayat pendirian kota Jember. Jember adalah kota perkebunan yang tumbuh pada abad 18. Salah satu tokoh Belanda keturunan Skotlandia yang terkenal adalah George Birnie atau orang Jember menyebutnya Berni.
"Legendanya, Van Berni ini seorang Belanda yang tampan, bijak, dan baik hati kepada kaum pribumi. Ia suka membagikan roti," kata Wardoyo Achmad, salah satu tokoh suporter dan mantan Sekretaris Jenderal Gangster.
Menurut wartawan Andreas Harsono dalam Hoakiao dari Jember, sekitar tahun 1850, Birnie membuka perkebunan tembakau di Jember, untuk dipasarkan hasilnya ke Eropa. Ia mendatangkan pekerja dari Blitar dan Pulau Madura. Birnie menikahi Rabina, seorang perempuan Jawa, dan mengirim anak-anak mereka ke Belanda untuk belajar.
Birnie tak hanya menanam tembakau yang menjadi bahan baku cerutu. Dia juga menanam kopi, karet, dan kakao. Kelak Jember menjadi pusat penelitian kopi dan kakao. Jember pada abad 19 adalah sebuah afdeling, bagian dari kabupaten Bondowoso. Tanaman perkebunan dibudidayakan di sekujur lereng pegunungan Argopuro.
Nama perusahaan perkebunan Birnie adalah Lanbhouw Maaschappij Out Djember. Pekerja-pekerja perkebunan yang didatangkan dari beberapa daerah di Jawa Timur, membuat Jember menjadi ramai. Tahun 1805, jumlah penduduk Jember hanya lima ribu orang. Akhir abad 19 sudah mencapai sekitar satu juta orang.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0 komentar:
Post a Comment